Kamis, 27 Desember 2012

Menjadi Fotografer AMATIR yang HANDAL

berawal dari fotografer amatir
Kita bisa melihat sekitar, dari anak muda hingga orang tua, kini menenteng kamera SLR kemana-mana, padahal belum tentu mereka itu fotografer profesional.

Demam fotografi di Indonesia terjadi sejak sekitar 12 tahun lalu, ketika era digital muncul. Salah satu faktor utama yang memicu perkembangan dunia fotografi yang begitu pesat saat ini adalah teknologi digital yang diterapkan dalam perangkat kamera. Teknologi kamera digital yang begitu canggih telah menjadikan proses belajar maupun proses menghasilkan karya foto menjadi jauh lebih mudah dibandingkan masa penggunaan kamera film zaman dulu. 

Bisa disimpulkan, loncatan popularitas fotografi dimulai saat terjadi peralihan teknologi dari kamera film ke kamera digital. Selain teknologi yang semakin canggih, harga kamera digital yang semakin terjangkau juga menjadi faktor mewabahnya demam fotografi. Dengan kecanggihan kamera digital di era sekarang, kini siapa saja bisa menghasilkan foto yang tajam dan terang tanpa harus mempelajari teknik dan ilmu fotografi secara khusus. 

Tak heran bila kemudian bagi sebagian kalangan, fotografi menjadi sekedar trend yang dianggap meningkatkan status sosial dan menunjang penampilan. Namun, ada pula sebagian golongan yang menjadikan fotografi sebagai hobi atau minat baru yang bisa ditekuni secara serius.

Secara sederhana, fotografi dapat diartikan sebagai suatu proses dalam mengabadikan atau merekam data visual yang ada di sekitar kita dalam bentuk foto. Secara harfiah, fotografi adalah seni melukis cahaya. Dengan kata lain, kita sebagai fotografer lah yang mengatur gelap dan terang dengan mengasah kemampuan mengatur pencahayaan, pemilihan objek dan mata. 

Foto yang bagus adalah foto yang bisa bercerita. Foto sama halnya dengan tulisan atau berita, yaitu harus memiliki rumusan "5W" (Who, What, When, Where, Why). Sebuah foto harus bisa bercerita tentang kapan, dimana, mengapa, siapa dan apa yang ada di dalamnya.

Fotografer yang baik, dia tidak hanya menangkap objek, tapi juga suasana dan momentumnya. Dia pun bisa melihat sudut pandang yang tidak bisa dilihat oleh orang lain pada umumnya.

Ketika masih di era kamera film, memotret itu hampir-hampir mirip seperti 'berjudi' karena kita tidak pernah tahu hasilnya seperti apa sampai film itu dicetak. Di era kamera film, baik buruknya sebuah foto sangat ditentukan oleh intuisi dan jam terbang fotografer. Disinilah kualitas seorang fotografer sangat diuji.

Sedangkan di era digital seperti sekarang pun, sebenarnya teknologi hanya sebatas alat bantu bagi seorang fotografer profesional. Karena seorang fotografer profesional bisa menghasilkan foto ang jauh lebih baik dengan kamera sederhana, jika dibandingkan dengan seorang amatir yang menggunakan kamera canggih.


Nah, jika Anda ingin menjadi fotografer handal, ada empat langkah penting yang seharusnya bisa Anda tempuh, yaitu :
Pertama, bacalah berbagai referensi. Temukan informasi sebanyak-banyaknya mengenai fotografi, pelajarilah  karya foto orang lain.
Kedua, perbanyak praktik di lapangan dan melakukan eksperimen, evaluasi setiap foto yang dihasilkan, cari tahu kesalahan dan kekurangannya.
Ketiga, ikuti klub atau komunitas fotografi, tempat kita bisa belajar banyak hal dari fotografer lain, berani aktif untuk bertanya guna menambah wawasan dan relasi, mengikuti perkembangan terbaru, juga berani berkompetisi secara sehat.
Keempat, ikutilah sekolah atau kursus fotografi untuk mendapatkan ilmu secara formal dari ahlinya.

Nah, jika Anda telah menembuh keempat tahapan tersebut, Anda pun bisa menjadi seorang FOTOGRAFER HANDAL. (we-ha)

1 komentar: