Rabu, 26 Desember 2012

Iklan yang berseliweran di film Habibie & Ainun


Selamat sore semuanya...
Habibie & Ainun
Udah pada nonton film yang menceritakan tentang kisah Mantan Presiden ke-3 kita, Bpk B.J. Habibie belum nih...? Film berjudul Habibie & Ainun yang diangkat dari buku autobiografi berjudul sama karya mantan Presiden Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie. Terlepas dari kehidupan B.J. Habibie yang dilingkupi dengan banyak intrik politik, Habibie & Ainun justru lebih memfokuskan ceritanya pada kehidupan pribadi sang mantan presiden, khususnya naik turunnya hubungan asmara yang ia jalin dengan almarhumah sang istri. Setiap schene harus mendapatkan approval dari Pak Habibie. Skenario tidak boleh melenceng dari buku Habibie dan Ainun.
Dibalik orisinalitas cerita yang benar-benar based on the true story, ternyata ada beberapa hal yang menurut saya sangat MENGGANGGU jalan cerita di film ini. Banyaknya IKLAN dalam schene, yang kemunculannya tidak tepat. 

Ok lah, kita semua tahu bahwa budget untuk membuat film itu memang tidaklah murah, pasti perlu pendanaan dari pihak sponsor, dimana mereka juga menuntut agar produk mereka juga bisa 'nampang' di film yang akan ditonton oleh ribuan bahkan mungkin jutaan orang tersebut. Hanya saja, menurut saya penempatan iklan pada schene tersebut terkesan memaksa. Yang harusnya pihak sponsor itu dapat membantu proses pembuatan filmnya, tapi karena kemunculannya yang tidak sesuai dengan setting waktu, tempat dan suasana yang sedang terjadi saat itu, akhirnya justru malah MERUSAK kualitas dan orisinalitas cerita dalam film tersebut.

Bagi yang sudah pernah nonton film ini, pastinya akan melihat kemunculan beberapa iklan dibawah ini :
1. Gery Chocolatos
Iklan ini kalau dihitung-hitung mungkin akan jadi jawara. Nyumbang nya paling gede kali ya... Beberapa kali iklan ini muncul, hanya saja kemunculannya itu tidak pas dengan setting waktu dan tempatnya.

Yang jadi pertanyaan adalah... Apa iya, Pak Habibie (yang dalam cerita itu masih menjabat sebagai presiden) suka ngemil Gery Chocolatos, sehingga beberapa kali snack ini terlihat ada di meja, bahkan meja tempat pak Habibie mengerjakan pekerjaan...?

Bahkan ketika Pak Ilham (Putra Pak Habibie) menemui bapaknya, dia memberikan satu box Gery Chocolatos itu kepada bapaknya. Lucu kan... Pengusaha sekelas Pak Ilham, hanya memberikan satu kotak Gery Chocolatos ketika menemui bapaknya.
2. Sirup cap Pohon Pinang
Menurut data yang saya dapatkan, sirup ini memang sudah ada sejak 50 tahun yang lalu. Sedangkan kemasannya, saya rasa 50 tahun lalu masih belum seperti sekarang ini lah.
Iklan ini juga beberapa kali muncul, tapi saya bisa melihatnya dengan jelas pada adegan pernikahan Pak Habibie dengan Ibu Ainun. Masa iya sih, pas nikahan beliau dulu hidangan untuk minumannya menggunakan sirup ini...? 

3. Kosmetik Wardah
Nah, ini juga lucu ini... Kosmetik ini terlihat muncul di meja rias. Jelas banget terlihat kalau kosmetik ini memang mengambil peranan sebagai penyumbang budget dalam film ini.
Ketika Ibu Ainun dirias sebelum tampil pada pembukaan sebuah bank, kosmetik ini muncul lagi. Apa iya, tahun segitu tuh kosmetik ini sudah ada...? Kalau perusahaan produsennya memang ada sejak tahun 90-an.

4. Fresh Care
Minyak angin aromaterapi ini juga muncul pada peresmian bank tersebut. Tampak salah satu undangan sedang asik mengoleskan minyak angin ini. Fokusnya, bukan pada undangan yang hadir, tapi justru pada produknya. Berarti sudah jelas kan, kalau itu iklan...

Bukankah produk ini baru saja ada...? Hal-hal inilah mengganggu orisinalitas cerita dari film yang sebenarnya bisa dibilang bagus.

5. GTO & E-tol Card
Pada adegan ketika Bapak Habibie hendak mengunjungi Hanggar tempat menyimpan pesawat CN-235 di IPTN (sekarang PT. DI), mobil yang dikendarai terlihat memasuki pintu tol yang dengan jelas tertulis disana GTO (Gardu Tol Otomatis). Tidak hanya itu, sejurus kemudian, fokus kamera diarahkan pada papan E-toll Card, sehingga kita bisa melihat jelas papan E-toll yang didalamnya juga terdapat logo Indomaret.
Saya heran, setting waktu pada adegan tersebut adalah beberapa saat setelah Bapak Habibie tidak lagi menjabat sebagai presiden. Berarti itu terjadi sekitar tahun 90-an kan... Apakah pada tahun segitu, di Jakarta sudah ada GTO dan E-toll card...?

Bagi yang sudah pernah menonton film ini, pastinya Anda semua juga akah dipaksa oleh sutradara dan produser untuk memperhatikan produk tersebut, kan. Saya yakin bahwa Anda akan tersenyum dan berfikir "apa iya pada waktu itu sudah ada barang-barang yang begituan...?" 
Nah, bagi yang belum nonton... Para pengiklan pastinya juga akan mengucapkan terima kasih kepada saya, karena telah berhasil membuat Anda penasaran dan mencari tahu apa iya iklan-iklan diatas muncul di film tersebut...? Hehehehe...
Demikian saja yang dapat saya sampaikan. Mungkin dari Anda ada yang tidak sependapat dengan saya, kemudian berkata "Biarin aja mereka beriklan, toh juga mereka berani bayar mahal untuk ikutan mendanai pembuatan film itu. Emang lo sanggup buat bantuin buat nutupin biaya produksinya...?!?"
Sekali lagi, saya hanya sekedar berbagi, sedikit mengkritisi, tidak mencela, hanya saja menurut saya kehadiran iklan tersebut cukup mengganggu kenikmatan saya dalam menonton film tersebut. Ketika adegan sedih, tiba-tiba ada produk yang kemunculannya tidak tepat, akhirnya... sedihnya jadi ilang deh... yang ada malah jadi ngakak. Hahahaha...!!!
Just share, no ofense. (we-ha)

0 komentar:

Posting Komentar